Jumat, 12 Februari 2016

Catatan

Can You Hear Me?


Kau tak akan pernah tahu…
Betapa terlukanya aku....
Ketika ada nama lain yang keluar ,
Dari bibirmu..

Sementara aku ada didekatmu....
Tetapi jika bertahan membuatmu tetap tinggal dan melihatku......
Aku akan disini, bersama luka yang bersarang didada.......
Berharap suatu saat nanti akan ada..
Sedikit rasa cinta untukku….....

Saat aku terjebak dalam bayang-bayangmu....
Dan .......
menatapmu dari jauh......
Melihatmu tertawa bahoagia bersama orang lain........
Membuat hatiku sakit......


Karena aku lah yang memintamu ,
Menganggap aku seperti dirinya…
"Tidak apa-apa."
Berharap mungkin saja kau mencintaiku,
Walaupun kau melihat diriku sebagai dirinya.....

Aku akan senang ketika tawa menghias bibirmu..
Akan tersenyum,
Walau kau lah sumber lukaku.....
Tapi..
Masih bisakah aku begitu…
Tersenyum dan berpura-pura bahwa aku baik-baik saja..


Saat masih ada orang lain yang menjadi pusat dunia mu?
Tapi…
Manusia bukanlah batu yang tidak bisa berubah.....
Maka aku akan tetap menunggumu..
Terus..Terus..
Sampai aku akan lelah..

Atau nyawa yang hilang dari tubuhku....
Supaya kau bisa melihat..
Aku ada bersama cintaku…
Semakin aku mencoba mendekatimu
Maka semakin kau jauh dari jarak sentuhku....
Tapi tolong!
Jangan pergi..
Jangan berpaling dariku..

Rabu, 04 November 2015

Cerita dan Mitos Rakyat Berau



Orang-orang suku Dayak Punan Segah yang pada zaman dahulu kala sangat dicintai para Dewa.
Mereka tidak mengenal rumah, belum mengenal cara bercocok tanam dan tidak pernah berburu binatang, namun mereka hidup damai sejahtera, tidak pernah kekurangan suatu apapun.
Hidup mereka terpenuhi dari segala keinginan. Apa saja yang mereka inginkan seperti makanan, buah-buahan, daging, sagu, burung dan madu akan tersedia hanya dengan mereka minta saja.
Orang Punan tidak pernah bekerja berat, berpanas terik atau menyelam di sungai untuk mendapatkan ikan. Mereka ingin makan tinggal panggil saja. Orang Punan Segah selalu rukun, tidak pernah bertengkar, tidak pernah iri dengki, saling menyayangi satu sama lain baik tua maupun muda. 

Ketua Adat sangat dihormati dan dijunjung tinggi. Ketua adat-lah yang berhak dan diberi kepercayaan penuh memegang hak kekayaan keturunan mereka sejak nenek moyang.
Banyak orang diluar suku Dayak Punan Segah yang merasa iri melihat kehidupan suku Punan Segah yang serba cukup dan selalu damai. Suku Dayak Punan Segah ini masih setengah gaib, mereka tinggal di ujung pohon Durian raksasa di tengah hutan belantara di hulu sungai Segah. Pohon durian yang mereka tinggali itu memiliki keganjilan dan keanehan.
Pohon itu tidak bergerak atau bergoyang ketika datang angin kencang. Bila hujan datang, orang Punan Segah yang tinggal disana tidak pernah basah oleh hujan. Pohon itu seperti menjadi pelindung bagi mereka dari hujan, panas dan angin. Seluruh kehidupan Dayak Punan Segah itu tidak lepas dari kekayaan luar biasa yang mereka miliki. 

Kekayaan itu bukan berupa harta benda yang banyak, tapi mereka memiliki sebuah sendok nasi terbuat dari kayu, memiliki paha Babi yang kering namun masih tetap utuh seperti paha babi dan memiliki Kepala Burung Enggang. Ketiga harta itu didapat nenek moyang mereka dari langit yang khusus diturunkan dan diberikan kepada mereka, agar mereka selalu hidup bahagia, damai dan sentausa.
Bila mereka lapar dan ingin mendapat nasi, maka pusaka sendok nasi itu dipukul-pukulkan oleh Ketua Adatnya ke batang Pohon Durian sambil membaca mantra-mantra atau doa-doa pada para Dewa dan nyanyian, maka datanglah nasi yang masih panas kehadapan mereka masing-masing.
Lalu Paha Babi juga dipukul-pukulkan, maka datanglah daging Babi yang panas dan sudah masak di hadapan mereka. Lalu Kepala burung Enggang juga dipukul-pukulkan ke batang Durian, maka muncullah berbagai jenis daging burung yang sudah matang dan empuk. Mereka kemudian makan dengan lahap sesuai kebutuhan mereka, dan setelah selesai makan, semua yang ada dihadapan mereka itu akan menghilang entah kemana. 

Lain lagi untuk mendapatkan sagu, orang Punan Segah tidak perlu menebang pohon sagu, mereka cukup membuat lubang di batang sagu. Lalu batang pohon sagu dipukul-pukul saja, maka sagu yang sudah bersih langsung keluar dari lubang batang pohon sagu itu. Orang Punan lalu mengambil sagu itu dengan tanpa sampai menginjak tanah. Namun ratusan tahun kemudian ternyata ada orang yang berusaha mengintip pohon Durian tempat tinggal orang Punan.
Setelah lama orang tersebut berusaha mengetahui rahasia kehidupan suku Dayak Punan Segah ini maka tahu lah dia tentang rahasia mereka. Berita mengenai kehidupan orang Punan Segah pun tersebar, dan gemparlah berita itu menjadi buah bibir semua orang kampung di tepian sepanjang sungai segah dan sampai ke pesisir pantai dan negeri-negeri lain yang jauh.
Dan mulailah banyak orang yang berusaha untuk memiliki pusaka suku Dayak Punan Segah itu. Namun mereka tidak ada yang berhasil. Karena kapak-kapak mereka yang sangat tajam sekalipun tidak dapat merobohkan Pohon Durian raksasa itu. Jangankan roboh, bahkan terluka pun tidak batang pohon durian itu. Dan pada suatu hari ada seorang bernama Bah Gai yang juga ingin merebut pusaka suku Punan Segah

Dengan membawa kapak yang paling tajam dia berangkat menuju Pohon Durian itu. Dengan cermat dan semangat dia mulai menebang pohon tersebut. Namun setiap kali kapaknya melukai batang pohon durian itu, tiap kali pula batang pohon durian itu pulih seperti sediakala. Hingga berhari-hari dia mencoba tapi tidak berhasil juga. Hingga akhirnya dia pulang dengan kecewa.
Setelah kejadian itu sepilah orang yang berniat untuk mencuri pusaka suku Punan Segah. Hingga kemudian ada orang sakti yang pergi jauh dari kampungnya untuk mencari kapak sakti nging langit atau kapak sakti pinggir langit. Setelah mendapatkan kapak sakti tersebut dia pun pergi menuju pohon durian suku Punan Segah dan langsung menebang pohon Durian itu. 

Dengan kapak sakti itu ternyata dapat melukai pohon durian itu. Melihat kejadian itu orang-orang punan menjadi ketakutan. Kepala adat lalu berteriak meminta orang itu untuk menghentikan perbuatannya. Orang sakti itu pun lalu meminta kepada Kepala Adat untuk menyerahkan ketiga Pusaka Punan Segah bila mereka tidak ingin Pohon tempat mereka tinggal roboh. Dan dengan sangat terpaksa, akhirnya orang-orang suku Punan Segah itu pun kemudian menyerahkan pusaka milik mereka kepada orang sakti tersebut. 

Setelah beberapa puluh tahun kemudian orang sakti itu pun ternyata timbul rasa menyesal, telah mengambil ketiga pusaka yang merupakan kekayaan suku Dayak Punan Segah itu. Karena ketiga pusaka tersebut tidak dapat digunakan olehnya. Bagaimanapun ketiga benda itu bukan untuknya tapi untuk orang Punan Segah. Orang itupun sakit selama puluhan tahun. Sembuh tidak, mati pun tidak.
Sementara orang Punan Segah sejak peristiwa itu hidupnya tidak senyaman dulu lagi. Mereka harus berusaha dan berburu untuk mendapat makanan. Hanya satu keajaiban yang mereka masih miliki yaitu mengambil sagu. Di mana mereka cukup melubangi batang sagu dan memukul-mukulnya lalu sagu keluar dan siap di makan. 

Dan orang-orang yang berniat jahat, ternyata masih saja belum puas untuk mengganggu orang Punan Segah. Mereka tutup lubang pohon sagu milik orang punan segah dengan kotoran bekas rautan rotan, daun-daun dan tanah. Sehingga lubang pohon sagu itu tidak dapat lagi mengeluarkan sagu. Akhirnya orang Punan Segah tidak lagi tinggal di pohon-pohon yang tinggi, mereka sudah turun ke tanah dan menjalankan aktivitas seperti orang-orang kebanyakan.
Mereka lalu pindah menuju jauh ke hulu sungai Segah agar jauh dari gangguan orang. Mereka mendirikan rumah-rumah sederhana disana. Daerah mereka tinggal kemudian disebut Long Lamas yang jauh di hulu sungai Segah

Seiring berjalannya waktu orang Punan Segah pecah menjadi kelompok-kelompok kecil dan pindah ke Long Ayap, Long Pay, Melinau dan Long Yin. Sisanya masih bertahan di Long lamas. Tapi kampung pertama ini kemudian juga harus ditinggalkan, pindah ke Long Okeng. Di kampung Long Okeng inilah suku Punan Segah hingga kini masih bertahan.

Rabu, 28 Oktober 2015

Mainichi no Seikatsu まいにち の せいかつ

Belajar Yuk!!!

Tentang “Mainichi no seikatsu(まいにち の せいかつ) yaitu tentang kehidupan sehari-hari



Hiragana
Romaji
Arti dalam Bahasa Jepang
かお あらいます
Kao o araimasu
cuci muka
みがきます
Ha o migakimasu
menggosok gigi
しゃわあ あびます
Shawaa o abimasu
mandi menggunakan shower
みず あびます
Mizu o abimasu
Mandi dengan gayung
ごはん たべます
Gohan o tabemasu
makan nasi
こおちゃ のみます
Koocha o nomimasu
minum teh
しんぶん よみます
Shinbun o yomimasu
membaca koran
おんがく ききます
Ongaku o kikimasu
mendengarkan musik
てがみ かきます
Tegami o kakimasu
menulis surat
てれび みます
Terebi o mimasu
melihat televisi
しゅくだい します
Shukudai o shimasu
mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR)
おいのり します
Oinori o shimasu
berdoa
せんたく します
Sentaku shimasu
mencuci baju
そおじ します
Sooji shimasu
bersih-bersih (membersihkan rumah)
さんぽ します
Sanpo shimasu
jalan-jalan
ねます
Nemasu
tidur
おきます
Okimasu
Bangun tidur
いきます
Ikimasu
pergi
きます
Kimasu
datang
かえります
Kaerimasu
pulang
べんきょお します
benkyoo shimasu
Belajar
あそびます
asobimasu
Bermain



Senin, 26 Oktober 2015

My World My Travel

 “I have found out that there ain’t no surer way to find out whether you like people or hate them than to travel with them.”
 - Mark Twain


Anak TRAVEL?

-Iya

Bangga jadi anak TRAVEL?

-Bangga, bangga aja

Hal apa aja yang didapat?

-Banyak sih, nggak cuma ilmu tapi bisa jalan-jalan dan senang-senang deh. Pokoknya seru jadi anak travel

Objek favorite?

-Pura Uluwatu

-Tanah Lot


-Pink Beach Lombok